Indramayu, Posmetro – Salah satu sentra produksi garam utama di Indonesia terletak di Desa Losarang hingga Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Musim kemarau tahun ini membawa aktivitas tersendiri bagi para petani garam di daerah tersebut.
Panen Raya Garam di Tengah Kemarau
Sejak Juli 2024, tambak-tambak garam di Kecamatan Losarang hidup dengan aktivitas para petani garam yang tengah menjalani panen raya. Minimnya curah hujan selama musim kemarau membantu produksi garam tetap stabil. Para petani bekerja keras memanen garam di tengah harapan untuk mendapatkan keuntungan yang layak.
Salah satu petani garam di Losarang, Rasta (63), terlihat sibuk memanen di lahannya. Dengan teliti, ia mengeruk kristal-kristal garam yang telah mengeras menggunakan garok. Rasta telah berhasil mengumpulkan sekitar 600 karung garam dari satu hektare lahan yang disewanya sejak panen dimulai pada Agustus 2024.
Harga Garam Anjlok, Petani Terpukul
Namun, di balik panen raya ini, ada kabar kurang menggembirakan. Harga garam yang semula mencapai Rp40 ribu per karung di awal panen, kini anjlok menjadi Rp25 ribu per karung. Dengan berat rata-rata 50 kilogram per karung, harga garam hanya sekitar Rp500 per kilogram saat ini.
“Sekarang anjlok lagi, parah banget. Tadi bulan delapan masih Rp40 ribu per karung, sekarang udah 4 hari turun jadi Rp25 ribu per karung,” ujar Rasta, Rabu (4/9/2024).
Penurunan harga yang drastis ini menjadi pukulan berat bagi para petani garam. Biaya produksi yang mencapai minimal Rp3 juta per bulan tidak bisa ditutup dengan harga jual garam yang rendah. Selain itu, Rasta juga harus membayar sewa lahan, yang semakin memperberat beban finansialnya.
“Itu kurang terjangkau untuk nutupin modalnya,” ungkapnya.
Siklus Penurunan Harga yang Terulang
Bagi para petani di Losarang, kondisi ini bukan hal baru. Setiap musim panen raya tiba, harga garam sering mengalami penurunan drastis. Meskipun demikian, Rasta masih ingat saat-saat ketika harga garam mencapai puncaknya.
“Baru tahun 2022 itu bisa tembus Rp100 ribu per karung, pernah selama 2 bulan lah dari bulan September dan Oktober,” katanya mengenang.
Penulis : Nova
Editor : Ahdyours